FIKSI BERDIKSI

Sarah: Velovsky

image

Perkenalkan, aku Sarah. Jenis kelamin wanita. Umur 17 tahun. Aku akan menyelesaikan pendidikan doktoral bidang Teknologi Pengobatan Bionuklir dan Rekayasa Genetika di Sekolah Tinggi Ilmu Bionuklir di Velovsky, sebuah kota modern di langit Rusia yang telah hancur akibat Perang Dunia IV.

Sekitar 50 tahun lalu, tepatnya pada 2076, Korea Utara, yang sebelumnya telah berhasil menguasai Korea Selatan dan Amerika Serikat, menginvasi Rusia.

Rusia yang saat itu dipimpin oleh Presiden Leonard Konchasevic, seorang keturunan Inggris-Serbia, akhirnya harus takluk setelah pimpinan Korea Utara Kim Wu Yang memerintahkan militernya menjatuhkan bom biologi di Moskow pada 19 Agustus 2076.

Untungnya, mata-mata Rusia yang mendapatkan informasi penyerangan tersebut berhasil memperingatkan militer untuk segera memindahkan Presiden Konchasevic dan pemerintahannya ke Saint Petersburg sehari sebelum bom itu dijatuhkan.

Hari itu, tepatnya Selasa, 18 Agustus 2076, masyarakat Moskow masih melaksanakan kegiatan sehari-sehari. Murid-murid masih masuk sekolah seperti biasanya. Para orang tua masih bekerja di kantor. Lalu lintas ramai. Tak ada tanda-tanda bahwa esoknya kota tersebut akan menjadi kuburan massal.

Kira-kira pada pukul 9.00 pagi saat keramaian sedang terjadi di Moskow, bom biologi menghantam Katedral St. Basil di kota tersebut. Bom tersebut dijatuhkan dari sebuah pesawat siluman Korea Utara dengan kode AGMA 52 yang gagal dihalau pesawat tempur milik militer Rusia.

Bom dengan lebar 50 cm dan panjang 150 cm tersebut membawa formula biologis yang dapat menyebabkan gangguan kejiwaan dan mendorong manusia untuk saling membunuh.

Konchasevic yang sudah dipindahkan ke Petersburg mencoba membalas dengan mengirimkam pesawat pembom ke Korea Utara. Namun, pesawat itu berhasil ditembak jatuh.

Perang Dunia IV merupakan perang dingin antara Korea Utara dan Rusia. Keduanya merupakan bagian dari tiga blok kekuatan dunia pada saat itu. Blok lainnya adalah Koalisi Negara Timur Tengah di bawah pimpinan Iran.

Setelah berhasil menaklukkan Korea Selatan dan Amerika Serikat pada 2070, Kim Wu Yang lebih memilih untuk menyerang Rusia mengingat kekuatan negara tersebut lebih lemah dibandingkan dengan Koalisi Negara Timur Tengah.

Pada masa itu, Amerika Serikat boleh dibilang bernasib paling sial. Setelah terus diteror oleh negara-negara di Timur Tengah sejak kejadian 11 September 2001 yakni ketika dua pesawat yang diduga dibajak oleh teroris Timur Tengah menghantam menara World Trade Center (WTC) dan merubuhkan simbol ekonomi Amerika Serikat tersebut dalam sekejap.

Berbagai konspirasi beredar pada saat itu. Salah satu teori konspirasi paling terkenal menjelaskan kejadian runtuhnya gedung WTC tersebut dilakukan oleh pihak Amerika Serikat untuk membuat alasan dalam memerangi teroris sekaligus melakukan invasi ke Irak guna menjatuhkan rezim tirani Saddam Husein.

Teori tersebut bukanlah sebuah konspirasi belaka karena ada kebenaran fakta di dalamnya. Menurut laporan intelijen Rusia pada saat itu yang dapat saya unduh dari pusat data rahasia di Pepustakaan Nasional Velovsky, pada kenyataannya pelaku pembajakan pesawat tersebut merupakan warga Mesir,  Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Libanon.

Pada pagi 11 September 2001, 19 pembajak mengambil alih empat pesawat komersial yang sedang terbang menuju San Francisco dan Los Angeles setelah lepas landas dari Boston, Newark, dan Washington, D.C. Pesawat dengan penerbangan jarak jauh sengaja dipilih untuk dibajak karena mengangkut bahan bakar yang banyak.

Pukul 8.46 pagi, lima pembajak menabrakkan American Airlines Penerbangan 11 ke Menara Utara WTC dan pada pukul 9.03 pagi, lima pembajak lainnya menabrakkan United Airlines Penerbangan 175 ke Menara Selatan (2 WTC). Selain itu, lima pembajak menabrakkan American Airlines Penerbangan 77 ke Pentagon pada pukul 9.37 pagi.

Pesawat keempat, di bawah kendali pembajak, menjatuhkan United Airlines Penerbangan 93 dekat Shanksville, Pennsylvania pada pukul 10.03 pagi setelah penumpangnya melawan para pembajak. Target Penerbangan 93 diduga adalah U.S. Capitol atau Gedung Putih.

Rekaman suara kokpit Penerbangan 93 menemukan bahwa awak pesawat dan penumpang berusaha mengambil alih pesawat dari pembajak setelah mempelajari lewat telepon tentang pesawat-pesawat lain yang dibajak telah ditabrakkan ke beberapa bangunan pada pagi itu.

Setelah muncul bukti kuat bagi pembajak bahwa penumpang akan mengambil alih pesawat, seorang pembajak memerintahkan temannya untuk memutar pesawat dan sengaja menjatuhkannya. Akhirnya, Penerbangan 93 jatuh di sebuah lapangan dekat Shanksville, ungkap laporan tersebut.

Badan Keamanan Negara Amerika Serikat akhirnya menemukan bahwa al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden bertanggung jawab atas serangan ini, Namun, kemudian teori konspirasi muncul bahwa serangan ini terlalu rapi jika dilakukan oleh warga Timur Tengah yang dianggap tidak terlalu cerdas untuk menyusun serangan sesempurna itu.

Namun, sekarang Amerika Serikat yang kini berada di bawah Negara Kesatuan Komunis Korea Utara harus mengakui bahwa pada penyerang WTC pada 2001 itu memang orang-orang brilian dengan kecerdasan di atas rata-rata. Terbukti, saat ini, Koalisi Negara Timur Tengah menjadi kekuatan yang menakutkan di dunia.

Jadi, memang pada 2001, Amerika Serikat di bawah pimpinan Presiden George Walker Bush benar-benar ketakutan menghadapi serangan teroris dari Timur Tengah sehingga melancarkan serangan pada Irak dan Afganistan yang dinilai sebagai salah satu basis pembibitan para teroris.

—————————–

Tulisan ini merupakan draft cerita panjang yang saya kerjakan pertengahan Juli tahun lalu. Entah kenapa saya kembali membuka cerita fiksi ini. Lalu, pikiran saya melayang ke Crimea…ke Rusia. Tiba-tiba bulu kuduk ini bergidik ngeri…

Standard